10 Alasan Mengapa Anda Harus Tersenyum
SibertuahID
December 07, 2014
Postingan pertama dibulan Desember :) , sobat Kakikomi senyum adalah ibadah , senyum adalah suatu tindakan yang paling mudah, paling sederhana, paling murah dan paling menyenangkan di dunia.
Seringkali kita melupakan tindakan ini dalam kehidupan kita
sehari-hari. Kita merasa sudah terlalu letih oleh kerjaan yang menumpuk,
membayar tagihan-tagihan atau kasir toko yang menyebalkan ketika tadi
berbelanja. Tapi tahukah anda ternyata senyum memiliki banyak manfaat .
berikut 10 alasan mengapa anda harus tersenyum :
berikut 10 alasan mengapa anda harus tersenyum :
1. Senyum membuat kita lebih menarik
Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang
selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut,
cemberut, membuat orang menjauh dari kita , tetapi sebaliknya senyum
bisa membuat mereka tertarik.
2. Senyum mengubah mood kita
Ketika kita merasa jatuh atau "down" cobalah untuk tersenyum. Mungkin
saja mood kita akan berubah menjadi lebih baik.
3. Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum
Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana
menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya dan
membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa
kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka
Kamu akan disukai oleh banyak orang.
4. Senyum dapat mengurangi stres Jika tanda-tanda stres menyerang kamu, maka wajah Kamu sangat tidak enak untuk dipandang, sesegera mungkin untuk tersenyum karena senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang stres, lelah atau merasa "down". Jika Kamu sedang stres cobalah untuk tersenyum, maka stres Kamu akan berkurang dan Kamu akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.
4. Senyum dapat mengurangi stres Jika tanda-tanda stres menyerang kamu, maka wajah Kamu sangat tidak enak untuk dipandang, sesegera mungkin untuk tersenyum karena senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang stres, lelah atau merasa "down". Jika Kamu sedang stres cobalah untuk tersenyum, maka stres Kamu akan berkurang dan Kamu akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.
5. Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh
Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika Kamu tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan Kamu menjadi lebih rileks.
6. Senyum menurunkan tekanan darah
Ketika Kamu tersenyum, maka tekanan darahmu akan menurun. Jika Kamu gak percaya, Kamu boleh mencobanya sendiri, jika Kamu memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah.
7. Senyum mengeluarkan endorphins (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami.
8. Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat Kamu terlihat lebih muda
Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat Kamu terlihat lebih muda. Jika Kamu ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyummu sepanjang hari, maka Kamu akan terlihat lebih muda dan merasa lebih baik. Karena itu dapat Menghilangkan Jerawat juga.
9. Senyum membuat Kamu tampak sukses
Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat Kamu melakukan pertemuan dan saat ada janji. Rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat Kamu akan merasakan sesuatu yang berbeda dan sukses.
10. Senyum membuat Kamu tetap positif
Senyumlah! Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum. Sulitkan? Karena ketika Kamu tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh Kamu bahwa "hidup Kamu saat ini baik-baik saja".
Sumber.
Isi Pidato Bung Tomo yang Bikin Merinding
SibertuahID
November 12, 2014
Sobat Kakikomi, TEPATNYA tanggal 10 November kemarin rakyat Indonesia telah merayakan hari pahlawan. Di mana pada tanggal tersebut merupakan hari yang penuh sejarah mengenai perjuangan para pahlawan yang menjaga tanah airnya. Salah satunya ialah Bung Tomo. Beliau terkenal dengan isi pidatonya yang menggebu-gebu. Dengan pidatonya itulah para pemuda Indonesia pada saat itu dapat tergerak hatinya untuk melawan para sekutu.
Seorang pahlawan pejuang kemerdekaan, Bung Tomo, yang mengobarkan semangat dan membangkitkan cita perjuangan akan kemerdekaan. Yang kemudian berhasil membakar jiwa-jiwa merdeka dan semangat juang arek Surabaya. Dengan orasinya, beliau mampu menghilangkan rasa takut dan kecil hati masyarakat Surabaya menjadi pemuda dengan rasa cinta tanah air yang tidak mau negerinya dijajah oleh orang asing.
Dalam rangka mengenang dan memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November kemarin, mari kita mengetahui kembali orasi dan pidatonya Bung Tomo. Yang merupakan pidato yang benar-benar mampu menggugah semangat teman-teman semuanya yang membacanya.
Berikut ini naskah pidato Bung Tomo:
Bismillahirrahmanirrahim
Merdeka!!!
Saoedara-saoedara ra’jat djelata di seloeroeh Indonesia, teroetama, saoedara-saoedara pendoedoek kota Soerabaja. Kita semoeanja telah mengetahoei bahwa hari ini tentara Inggris telah menjebarkan pamflet-pamflet jang memberikan soeatoe antjaman kepada kita semoea. Kita diwadjibkan oentoek dalam waktoe jang mereka tentoekan, menjerahkan sendjata-sendjata jangan kita reboet dari tentara djepang.
Mereka telah minta supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaja kita semoea datang kepada mereka itoe dengan membawa bendera poetih tanda menjerah kepada mereka.
Saoedara-saoedara, didalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa ra’jat Indonesia di Soerabaja, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan, pemoeda-pemoeda dari seloeroeh Soematera, pemoeda Atjeh, pemoeda Tapanoeli & seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini, didalam pasoekan-pasoekan mereka masing-masing dengan pasoekan-pasoekan ra’jat jang dibentuk di kampoeng-kampoeng, telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa didjebol, telah menoenjoekkan satoe kekoeatan sehingga mereka itoe terdjepit di mana-mana.
Hanja karena taktik jang litjik daripada mereka itoe, saoedara-saoedara. Dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnja ke Soerabaja ini, maka kita toendoek oentoek menghentikan pertempoeran. Tetapi pada masa itoe mereka telah memperkoeat diri, dan setelah koeat sekarang inilah keadaannja.
Saoedara-saoedara, kita semuanja, kita bangsa Indonesia jang ada di Soerabaja ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini. Dan kalaoe pimpinan tentara Inggris jang ada di Soerabaja ingin mendengarkan djawaban ra’jat Indonesia, ingin mendengarkan djawaban seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini djawaban ra’jat Soerabaja ini djawaban pemoeda Indonesia kepada kaoe sekalian.
Hai tentara Inggris! Kaoe menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera poetih takloek kepadamoe, menjuruh kita mengangkat tangan datang kepadamoe, kaoe menjoeroeh kita membawa sendjata-sendjata jang kita rampas dari djepang oentoek diserahkan kepadamoe
Toentoetan itoe walaoepoen kita tahoe bahwa kaoe sekalian akan mengantjam kita oentoek menggempoer kita dengan seloeroeh kekoeatan jang ada. Tetapi inilah djawaban kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & putih, maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!
Saoedara-saoedara ra’jat Soerabaja, siaplah keadaan genting tetapi saja peringatkan sekali lagi, djangan moelai menembak, baroe kalaoe kita ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu.
Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka. Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka. Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI.
Dan kita jakin, saoedara-saoedara, pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar pertjajalah saoedara-saoedara, Toehan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!
Sobat Kakikomi Itulah pidato yang dilontarkan oleh Bung Tomo untuk menggugah hati para pemuda Indonesia. Sungguh pidato di atas benar-benar pidato yang membuat kita merinding dan termotivasi untuk meneruskan perjuangan para pendahulu kita. Namun, pertanyaan besar yang harus kita jawab adalah, “Masihkah semangat itu kini masih ada pada diri kita dan para pemimpin negara kita?” Jawabannya terletak pada jiwa masing-masing rakyat Indonesia. Dan ini adalah kewajiban kita sebagai para pemuda generasi penerus bangsa ini untuk mewujudkannya.
Sumber.http://www.islampos.com/
Mainan Waktu Kecil Yang Bikin Kangen
SibertuahID
November 09, 2014
Sobat Kakikomi Masa kecil adalah masa di mana lagi seru-serunya bermain, setuju
nggak?. Kalaupun punya masalah, permasalahannya hanya sebatas ngerjain
PR aja. Pada masih inget nggak sih dulu waktu kecil mainan kamu apa aja?
Yuk kita nostalgia, siapa tau aja ada poin tambahan yang bisa kamu
sisipkan di kolom respon.
1. Adu Biji Karet
Permainan ini butuh tenaga yang ekstra dan keberanian. Karena kamu diharusnya menghancurkan biji karet tersebut, saking serunya nih terkadang tangan berdarah karena kena kulit biji karet yang keras nggak akan terasa.
Yang terakhir dan Paling Mainstream ...
2. Umang - Umang
Kumang biasanya di mainin untuk balapan. Walaupun hewan ini kecil tapi
kumang adalah salah satu hewan yang cukup kuat, karena cara kumang untuk
keluar dari sarangnya musti di semburan nafas. :)
3. Tazos
Kalau kamu pernah sariawan gara-gara makan chiki, berarti kamu penggila
tajoz sejati. Tapi ada juga sih yang beli chiki tapi nggak di makan,
karena cuma pengen tajoznya aja.
4. Gimbot (panggilan khas)
Dulu, hanya dengan uang Rp.500 kamu bisa jadi bahagia banget. Karena
dengan uang segitu kamu bisa menyewa gimbot di abang-abang rental
gimbot. Biasanya waktu yang diberikan untuk bermain antara 10-15 menit.
5. Parasut
Permainan ini agak lumayan bikin keringetan sih. Karena kamu akan rela
naik ke lantai atas rumah, atas pohon bahkan genteng hanya untuk
menerbangkan mainan parasut ini.
6. Baju-Bajuan
Mainan ini khusus untuk perempuan. Tuker-tukeran baju boneka sama temen dan bikin perabot rumah tangga dari kardus pasta gigi.
7. Tamiya
Karena waktu kecil belum dibolehin bawa mobil sendiri dan lagi juga
memang nggak punya mobil, Tamiyalah jadi pelampiasannya. Main Tamiya sih
memang seru, tapi terkadang butuh skill dan konsentrasi tinggi saat
akan merakitnya.
8. Perahu Kaleng
Mainan ini lumayan menganggu terutama jika ada saudara, tetangga yang
sedang sakit gigi. Hal itu dikarenakan ketika berjalan perahu ini akan
mengeluarkan suara yang cukup bising, ‘otok..tok..otok..’ kurang lebih
begitulah bunyinya.
9. Peletokan
Nggak ada perang-perangan yang lebih seru dari perang peletokan waktu kecil. Biasanya peluru yang digunakan terbuat dari Koran dari dibasahi dengan air, lalu diremas-remas dan dimasukan ke dalam selongsong peletokannya dan tinggal di dorong jika ingin menembakkannya.
Dulu waktu kecil Sobat punya mainan apa?
Sumber.https://www.mindtalk.com/
Fotografi, Hobi atau Sekedar Gengsi?
SibertuahID
November 09, 2014
Sekarang
ini banyak kita lihat di tempat tempat wisata tertentu, di restoran, di
mall, bahkan di sekolah pun banyak anak anak muda yang mengalungkan
kamera DSLR kemana mana. Fenomena ini sudah menjamur kemana mana dan
malah mungkin sudah jadi tren di kalangan anak muda jaman sekarang
dimana saat kita akan berkeliling ke tempat tempat yang keren harus
diabadikan dengan kamera DSLR. Seolah olah hal ini sudah menjadi sebuah
gaya hidup anak anak jaman sekarang yang terbilang ‘wah’ bagi orang
orang disekitarnya.
Apalagi kalau kita lagi "CFD" an pasti banyak anak-anak muda yang membawa DSLR kenbanggaan mereka :).
Saya
akui kalau saya sendiri punya kamera DSLR yang biasanya saya bawa
kemana mana untuk mendokumentasikan kegiatan saya sehari hari. Dan juga
awalnya saya tertarik hanya karena kelihatannya keren kalau kemana mana
bawa DSLR, sampai akhirnya saya punya DSLR saya sendiri (yang tentunya
dibeli menggunakan uang orang tua saya) tapi lama kelamaan saya pun
tertarik untuk mengabadikan setiap momen yang terjadi di sekitar saya.
Jadi dari sini lah saya sering mengikuti sebuah acara dimana saya
ditugaskan untuk menjadi seksi dokumentasi,hampir di setiap acara yang
saya ikuti. Dan dari sinilah saya menyadari passion saya sebagai seorang
tukang foto,yaitu untuk mengabadikan momen yang mungkin tidak akan
terulang lagi dan mempunyai berbagai cerita.
Apakah
anak anak muda jaman sekarang saya sudah mempergunakan kamera
sebagaimana fungsinya ? Kembali lagi ke pribadi dari masing masing
pengguna DSLR. Terkadang bisa kita lihat dimana anak jaman sekarang
hanya menggunakan kamera DSLR untku selfie,ya selfie. Hal yang
seharusnya bisa dilakukan menggunakan smartphone kita. Dan tidak sedikit
juga anak anak jaman sekarang yang cuma menggunakan mode automatic,
bayangkan kamera sekelas DSLR dan hanya digunakan sebatas mode automatic
saja. Padahal masih banyak menu menu lainnya yang dapat digunakan. Dan
tidak jarang juga dalam galeri sebuah kamera kebanyakan dari fotonya
adalah foto pemiliknya. Kalau sebatas kamera pemula sebenarnya tidak
masalah,tapi bagaimana jika yang digunakan adalah kamera semi pro atau
bahkan kamera pro ? Tapi tentunya tidak semua anak muda seperti
itu,masih ada kok anak muda yang memang sudah merasa bahwa dirinya
memang ditakdirkan untuk menempuh jalan sebagai fotografer. Dan juga
masih ada anak muda di luar sana yang bisa dibilang sudah punya skill
yang baik dan bisa mendapat juara di berbagai lomba fotografi.
Tapi
sebenarnya semua itu adalah hak mereka untuk menggunakan barang barang
milik mereka,saya disini hanya berpendapat dan tidak bermaksud untuk
menyinggung siapa pun,tapi cukup jadikan bahan renungan saja. Masih
banyak fotografer diluar sana yang memakai alat yang sederhana namun
bisa menciptakan karya yang hebat, bandingkan dengan seorang anak yang
merengek kepada orang tuanya hanya untuk minta membelikan sebuah kamera
DSLR dimana tidak digunakan sebagaimana fungsinya sebuah kamera DSLR.
Tilt Shift Fotografi, Menciptakan Miniatur dari Foto Biasa
SibertuahID
November 09, 2014
Sobat Kakikomi pernahkah anda mendengar istilah
tilt-shift fotografi ?, mungkin anda para pecinta fotografi sudah
sering mendengarnya. Bagi yang masih asing dengan istilah ini,
penjelasan dan contoh foto-foto berikut bisa menjadi tambahan inspirasi
bagi anda, atau mungkin bisa menjadi hobi/aliran baru untuk anda tekuni.
Menurut wikipedia, secara
singkat pengertian tilt-shift photography adalah fotografi yang
meng-optimalkan penggunaan kamera berformat kecil dan medium, dengan
membengkok-kan persektif, untuk menciptakan foto seakan-akan seperti
model miniatur.
Pada awalnya, efek tilt-shift
ini didapatkan dengan penggunaan lensa yang diciptakan khusus. Nikon dan
Canon tercatat memproduksi lensa-lensa tersebut sekitar tahun 1960-70
an.
Kemajuan teknologi terutama
perangkat lunak sekarang ini menjadikan efek tilt-shift dapat dengan
relative mudah dipraktekkan dengan software-software pengolah foto
seperti Photoshop. Dan ada beberapa software yang salah satu menunya
didedikasikan untuk mengolah efek ini, seperti software FocalPoint 2 (http://www.ononesoftware.com/products/focalpoint/)
yang bisa didapat secara gratis. Bahkan mungkin jika nanti
perkembangannya ‘aliran’ baru ini menjanjikan, software-software yang
lain akan bermunculan.
Berikut beberapa contoh lain hasil olahan dengan hasil efek tilt-shift yang menakjubkan.
Untuk tutorial-nya bisa melihat link-link berikut :
http://visualphotoguide.com/tilt-shift-photoshop-tutorial-how-to-make-fake-miniature-scenes/
atau
http://fotografiindo.blogspot.com/2013/04/photoshop-efek-tilt-shift-pada-foto.html
Semoga penjelasan singkat ini berguna, dan semakin banyak foto-foto menarik lainnya yang akan tercipta.
Selamat ber-hunting Ria :)
Perancang Lambang Garuda Pancasila yang Terlupakan
SibertuahID
April 07, 2014
Sobat Kakikomi , Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima
sila (Pancasila). Tapi tahukah sahabat sekalian, siapa
pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang
terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan
Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal
12 Juli 1913.
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.
Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.
Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.
Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.
Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.
Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.
Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan.
Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.
*dikutip dari berbagai macam sumber.
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.
Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.
Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.
Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.
Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.
Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.
Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan.
Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.
*dikutip dari berbagai macam sumber.
4 Cara Mempercepat Charging Smartphone Yang Aman
SibertuahID
April 05, 2014
Sobat Kakikomi, Ketika sedang buru-buru tetapi hp malah lowbatt dan ketika charge
justru baterai kamu chargenya lama? Mungkin kamu harus tahu cara
mempercepat charging smartphone kamu. Ingat cara ini tidak akan
mengembalikan daya baterai ke keadaan semula tetapi cara ini hanya
berfokus agar charge lebih cepat. Berikut caranya:
Sumber. Jalantikus
- Ubah ke Airplane Mode
Tentunya kamu sering mendapat nasihat kalau mau charge hp seharusnya dalam keadaan mati, hal itu berarti ketika kamu mematikan hp maka baterai tidak digunakan selain di-charge. Sebuah alternatif lain yaitu mengubahnya ke Airplane mode, dimana dengan menggunakan airplane mode maka semua setting dari sinyal akan dimatikan. Tetapi jika kamu ingin tetap dapat melakukan telepon atau minimal sms sebaiknya kamu matikan data networknya. - Gunakan Kabel dan Adaptor yang Benar
Semua perangkat memilik charger yang berbeda, sehingga charger yang dimiliki oleh kamu sekarang adalah charger yang paling cocok dengan smartphone kamu. Biasanya 1 Ampere adalah daya paling banyak digunakan di charger smartphone, tetapi jika lebih tinggi dari 1 Ampere maka proses charge akan lebih cepat dan begitu pula sebaliknya. Tetapi sebaiknya gunakan charger original yang memang khusus untuk smartphone kamu, agar daya tahan baterainya juga terjaga dengan baik. Untuk apa charge cepat tetapi baterai bocor, ya kan? - Charger dari Listrik Langsung bukan dari USB Port
Ini yang sering menjadi masalah karena banyak orang karena tidak menemukan stop kontak makanya mereka charge menggunakan usb port yang ada di komputer maupun laptop, hal ini justru membuat proses charge lebih lama karena port usb 3.0 pun hanya 0.9A, dan belum lagi proses sinkronisasi ke laptop atau komputer, membuat baterai malah ikut terkuras. - Tempatkan di tempat yang dingin
Proses charging akan membuat baterai kamu panas, dan usahakan untuk tidak menaruh smartphone kamu di kasur atau di tempat yang empuk, sebaliknya taruh diatas meja atau benda keras lainnya sehingga panas bisa diminimalisir.
Sumber. Jalantikus
Laksamana Malahayati Grande Dame (Perempuan Yang Agung)
SibertuahID
March 24, 2014
Sobat Kakikomi , Jika
kita berbicara tentang Aceh, maka yang terbayang di benak kita adalah
para mujahid dan mujahidah yang berjuang gigih tanpa pamrih. Aceh
telah melahirkan begitu banyak pahlawan. Sungguh heroik perjuangan
putra-putri Aceh dalam melawan penjajah. Tak ada satupun penguasa Aceh
yang mau bekerjasama dengan penjajah. Ini menyebabkan Aceh sebagai
satu-satunya daerah di Indonesia yang tidak pernah dikuasai oleh
penjajah.
Kegigihan pejuang Aceh melawan penjajah
tidak bisa dilepaskan dari kultur masyarakat Aceh yang sangat relijius.
Aceh merupakan tempat pertama kali Islam masuk ke bumi nusantara. Ini
dibuktikan dengan peninggalan berupa makam Sultan Malik al-Saleh raja
Samudra Pasai yang wafat pada tahun 1297 M di Pasai, Aceh Utara. Samudra
Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Sejak saat itu
landasan ajaran Islam sangat mempengaruhi perjalanan sejarah peradaban
pemerintahan kerajaan-kerajaan di Aceh. Bahkan hingga kini landasan
hukum berupa syariat Islam berlaku di sana.
Aceh terletak di daerah yang sangat
strategis, yaitu di selat Malaka. Semua kapal-kapal Eropa yang bertujuan
memasuki wilayah Indonesia terutama pulau Jawa harus melalui selat
Malaka. Jalur selat Malaka ini sangat ramai, sering juga disebut jalur
sutera dua. Para pedagang dari benua Eropa, China, Asia sering
menggunakan jalur sutera dua ini untuk membeli rempah-rempah di
kepulauan nusantara. Pada saat itu komoditi rempah-rempah sangat
berharga.
Kondisi geografis seperti ini
mengharuskan Aceh memiliki angkatan laut yang tangguh. Dan sejarah pun
mencatat Aceh pernah berhasil menjadi penguasa selat Malaka yang gagah
berani nan disegani. Aceh memiliki laksmana-laksmana yang gagah dan
hebat. Salah satu laksmana yang begitu fenomenal dan spektakuler dalam
sejarah adalah Malahayati. Dialah laksmana perempuan pertama di dunia.
Ketika negara-negara maju menggembar-gemborkan emansipasi wanita di
dunia ketiga, maka Malahayati telah melenggang menunjukan kemampuannya
memimpin pasukan perang.
Malahayati yang memiliki nama asli Keumala Hayati berasal dari keluarga militer. Belum diketahui secara pasti kapan tanggal lahir dan tanggal wafatnya. Menurut manuskrip yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia, diperkirakan Malahayati lahir tahun 1575. Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah. Sedangkan ibunya telah meninggal dunia ketika Malahayati masih kecil. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam sekitar tahun 1530-1539 M. Sultan Salahuddin Syah merupakan putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam.
Malahayati kecil sering diajak berlayar
oleh ayahnya. Hal ini menyebabkan Malahayati mencintai dunia bahari
sejak dini. Dia bertekad untuk menjadi pelaut handal seperti ayahnya.
Malahayati menempuh pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis
yang dimiliki kerajaan Aceh Darussalam saat itu.
Ketika dewasa, Malahayati menikah dengan
seorang Perwira Laut alumni dari Akademi Militer tersebut. Malahayati
telah memantapkan tekadnya untuk menapaki karir di dunia militer.
Pasangan suami istri ini menjadi pasangan perwira laut yang handal. Akan
tetapi tak lama kemudian suaminya meninggal dalam pertempuran laut
melawan Portugis. Malahayati berduka. Meski terpukul karena menjadi
janda muda, tetapi Malahayati tidak mundur dari dunia militer.
Malahayati menjabat sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan di
luar istana. Kemudian menjadi kepala dinas rahasia.
Pada saat itu menjadi janda karena
ditinggal mati syahid oleh suami yang berperang adalah hal lumrah di
Aceh. Malahayati bisa memahami kondisi kejiwaan para janda tersebut,
karena dia pun janda. Pada masa itu hampir seluruh pria dewasa warga
Aceh menyambut seruan jihad melawan penjajah Portugis. Mereka berperang
sampai titik darah penghabisan, hingga syahid menjemput.
Perempuan Aceh bukanlah perempuan
cengeng, mereka bangga apabila salah satu anggota keluarganya ada yang
mati syahid. Karena orang yang mati syahid mampu memberikan syafaat bagi
70 anggota keluarganya di akhirat nanti. Meski menjadi janda, tetapi
perempuan Aceh tetap tegar menapaki kehidupan. Bahkan janda-janda
tersebut bertekad untuk hidup mulia atau mati syahid seperti para suami
mereka. Malahayati berinisiatif untuk mengorganisir janda tersebut
dengan membentuk Inong Balee.
Inong Balee adalah pasukan khusus perempuan yang terdiri dari para janda. Inoong Balee membangun benteng yang kokoh di Teluk Kreung Raya. Benteng ini sering disebut juga benteng Malahayati. Benteng Malahayati ini berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi 2000 janda anggota pasukan Inong Balee. Melalui benteng ini mereka mengawasi perairan Selat Malaka, mereka mengintai armada-armada Portugis, Belanda, dan Inggris. Malahayati berhasil melatih janda-janda tersebut menjadi pasukan marinir yang tangguh. Sungguh mereka adalah para janda luar biasa.
Sebagai
seorang pimpinan, Malahayati secara ksatria memimpin pertempuran secara
langsung di lapangan. Dia memimpin armada laut kerajaan Aceh yang
jumlahnya cukup banyak. Menurut John Davis, nahkoda kapal Belanda yang
mengunjungi kerajaan Aceh pada saat Malahayati menjadi Laksmana,
Kerajaan Aceh memiliki 100 buah kapal perang. Diantaranya ada yang
berkapasitas 400-500 penumpang. Malahayati lah pimpinan tertinggi
angkatan laut Kerajaan Aceh.
Armada Laut Kerajaan Aceh sangat ditakuti
oleh Portugis, Inggris dan Belanda. Padahal pada masa itu ketiga negara
tersebut adalah negara adidaya. Banyak catatan orang asing seperti
China, Eropa, Arab, India, yang mengakui kehebatan Malahayati.
Salah satu peristiwa yang akan selalu
dikenang oleh sejarah adalah Malahayati berhasil mengusir armada-armada
Belanda dibawah pimpinan De Houtman bersaudara, Cornelis dan Frederick
de Houtman. Cornelis de Houtman adalah orang Belanda yang pertama kali
datang ke Indonesia pada tahun 1596 dan berhasil menancapkan kuku
imperialisme di Jawa.
Pada tahun 1599, De Houtman bersuadara
melakukan kunjungan kedua ke Indonesia. Dalam kunjungan kedua ini de
Houtman bersaudara bersandar di Aceh pada tanggal 21 Juni 1599. Mereka
berniat untuk mengusai kerajaan Aceh karena letaknya yang sangat
strategis sebagai gerbang kepulauan nusantara. Malahayati mengetahui
niat busuk de Houtman bersaudara, dia bertekad akan bertempur
habis-habisan mengusir penjajah terlaknat.
Malahayati mengerahkan seluruh pasukannya
dan memegang komando tertinggi. Armada Belanda kelabakan, terdesak, dan
akhirnya berhasil dihancurkan semua. Frederick de Houtman tertangkap
kemudian dijadikan tawanan Kerajaan Aceh. Sedangkan Cornelis De Houtman
berhasil dibunuh oleh Malahayati sendiri pada tanggal 11 September 1599.
Pada awalnya Cornelis berniat menjebak Malahayati dalam suatu perjamuan
makan malam untuk membicarakan gencatan senjata. Tetapi niat jahat
tersebut tidak tercapai, Malahayati berhasil menyelamatkan diri bahkan
berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam pertarungan duel satu lawan
satu diatas geladak kapal. Saya merinding, saat menulis bagian ini.
Membayangkan keperkasaan Malahayati ketika duel bersenjatakan rencong.
Atas jasanya memukul mundur armada Belanda, Malahayati dianugerahi gelar
Laksamana oleh Kerajaan Aceh.
Selain armada Belanda, Malahayati juga
berhasil memukul mundur armada Portugis. Reputasi Malahayati sebagai
penjaga Selat Malaka sangat ditakuti oleh negara-negara asing. Sesuatu
yang menggegerkan bangsa Eropa, terutama Belanda. Sekaligus menunjukkan
kewibawaan Laksamana Malahayati.
Kerajaan Belanda sangat menghormati
kerajaan Aceh. Hal ini terlihat ketika Mahkamah Amstredam menjatuhkan
hukuman denda kepada Paulus Van Caerden sebesar 50.000 gulden yang harus
dibayarkan kepada kerajaan Aceh. Bayar denda tersebut adalah akibat
dari tindakan Paulus van Caerden ketika datang ke Aceh dan
menenggelamkan kapal dagang Aceh. Setelah itu Van Caerden merampas
muatan lada lalu pergi meninggalkan Aceh.
Peristiwa penting lainnya selama
Malahayati menjadi Laksama adalah ketika ia mengirim tiga utusan ke
Belanda, yaitu Abdoelhamid, Sri Muhammad dan Mir Hasan ke Belanda.
Ketiganya merupakan duta-duta pertama dari sebuah kerajaan di Asia yang
mengunjungi negeri Belanda. Banyak cacatan orang asing tentang
Malahayati. Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketika itu
diakui oleh negara Belanda, Portugis, Inggris, Arab, China dan India.
Bahkan Inggris pun tidak berani secara
terang-terangan menunjukan keinginannya untuk menguasai rempah-rempah di
nusantara. Inggris yang terkenal sebagai penguasa lautan memilih jalan
damai dengan kerajaan Aceh. Ratu Elizabeth I mengirim surat diplomatik
yang dibawa oleh James Lancaster untuk Sultan Aceh. Surat diplomatik ini
membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di
Banten. Keberhasilan ini membuat James Lancaster dianugrahi gelar
bangsawan sepulangnya ia ke Inggris.
Malahayati menjabat sebagai laksmana
kerajaan Aceh dalam waktu yang cukup lama, yaitu selama masa
kepemimpinan Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV Saidil Mukammil
(1589-1604 M). Malahayati berhasil mengantarkan Aceh menjadi kerajaan
yang disegani baik oleh kawan maupun lawan. Malahayati berhasil menjaga
stabilitas Selat Malaka. Kehebatannya diakui oleh semua bangsa yang
berhubungan dengan kerajaan Aceh. Nama Malahayati cukup membuat bergidik
bangsa-bangsa adidaya saat itu.
Tapi saat ini, nama Malahayati tinggallah kenangan. Banyak orang yang tak mengenalnya. Namanya tenggelam ditelan zaman. Sungguh sangat menyedihkan, realitas pahlawan yang dilupakan oleh bangsanya sendiri. Padahal dialah Laksmana perempuan pertama di dunia. Dialah yang menggempur armada-armada Belanda dan Portugis. Di kala wanita-wanita barat belum mengenal emansipasi, Malahayati telah menjadi Laksmana dan memimpin beribu-ribu pasukan perang mengusir penjajah. Sungguh wanita hebat yang jarang tandingannya, baik di masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Malahayati……engkaulah pahlawan wanita sepanjang masa….
Source. http://serbasejarah.wordpress.com/
7 Kuliner EXTREME Ala Indonesia
SibertuahID
March 21, 2014
Suka makan dan berwisata kuliner? Kamu bukan jagonya kuliner kalau belum pernah nyicip
1. Bothok Tawon
Makanan yang terbuat dari bahan sarang tawon atau sarang lebah ini
bisa kamu nikmati saat travelling ke beberapa wilayah pedesaan di Jawa
Timur.
2. Tikus Panggang
Kamu bisa uji nyali dalam hal kuliner dengan mengonsumsi makanan khas Manado yang satu ini. Yup, makanan khas ini terbuat dari bahan daging tikus hutan yang dipanggang seperti halnya daging konsumsi lainnya. Mau mencoba?
3. Ulat Sagu
Ulat Sagu atau Ulat Mulong ini merupakan makanan khas masyarakat
daerah Papua dan Nusa Tenggara Barat yang biasanya disantap
mentah-mentah. Bagi mereka, makanan khas ini memiliki khasiat dan
manfaat tertentu bagi kesehatan tubuh karena kandungan protein yang
terdapat di dalamnya. Buat kamu yang kekurangan protein bisa mencobanya,
tuh!
4. Sup Kelelawar
Selain tikus panggang, masyarakat Manado juga senang mengonsumsi
binatang kelelawar. Daging hewan malam tersebut biasanya diolah dengan
cara dipanggang, dibumbu santan, bumbu rica-rica, atau dijadikan sup.
5. Rujak Cingur
Sesuai dengan namanya, rujak cingur ini memiliki satu bahan dasar
yang mungkin sangat aneh di telinga masyarakat luar Surabaya. Bahan
tersebut adalah cingur atau mulut sapi.
6. Belalang Goreng
Makanan khas masyarakat Gunung Kidul ini merupakan makanan yang
dipercaya memiliki khasiat tersendiri karena kandungan protein di
dalamnya. Tapi, buat kamu yang tidak suka serangga pasti akan sangat
sulit ya untuk bisa mengonsumsi makanan khas yang satu ini?
7. Sate Kuda
Makanan khas yang terbuat dari bahan daging kuda ini biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Sumbawa. Daging tersebut dipercaya memiliki
kandungan protein yang baik bagi tubuh dan meningkatkan fungsi
reproduksi.
Source. http://terselubung.in/