Isi Pidato Bung Tomo yang Bikin Merinding


Sobat Kakikomi, TEPATNYA tanggal 10 November kemarin rakyat Indonesia telah merayakan hari pahlawan. Di mana pada tanggal tersebut merupakan hari yang penuh sejarah mengenai perjuangan para pahlawan yang menjaga tanah airnya. Salah satunya ialah Bung Tomo. Beliau terkenal dengan isi pidatonya yang menggebu-gebu. Dengan pidatonya itulah para pemuda Indonesia pada saat itu dapat tergerak hatinya untuk melawan para sekutu.
Seorang pahlawan pejuang kemerdekaan, Bung Tomo, yang mengobarkan semangat dan membangkitkan cita perjuangan akan kemerdekaan. Yang kemudian berhasil membakar jiwa-jiwa merdeka dan semangat juang arek Surabaya. Dengan orasinya, beliau mampu menghilangkan rasa takut dan kecil hati masyarakat Surabaya menjadi pemuda dengan rasa cinta tanah air yang tidak mau negerinya dijajah oleh orang asing.
Dalam rangka mengenang dan memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November kemarin, mari kita mengetahui kembali orasi dan pidatonya Bung Tomo. Yang merupakan pidato yang benar-benar mampu menggugah semangat teman-teman semuanya yang membacanya.
Berikut ini naskah pidato Bung Tomo:
Bismillahirrahmanirrahim
Merdeka!!!
Saoedara-saoedara ra’jat djelata di seloeroeh Indonesia, teroetama, saoedara-saoedara pendoedoek kota Soerabaja. Kita semoeanja telah mengetahoei bahwa hari ini tentara Inggris telah menjebarkan pamflet-pamflet jang memberikan soeatoe antjaman kepada kita semoea. Kita diwadjibkan oentoek dalam waktoe jang mereka tentoekan, menjerahkan sendjata-sendjata jangan kita reboet dari tentara djepang.
bung tomo Mengetahui Isi Pidato Bung Tomo yang Bikin Merinding (1)
Mereka telah minta supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaja kita semoea datang kepada mereka itoe dengan membawa bendera poetih tanda menjerah kepada mereka.
Saoedara-saoedara, didalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa ra’jat Indonesia di Soerabaja, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali, pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan, pemoeda-pemoeda dari seloeroeh Soematera, pemoeda Atjeh, pemoeda Tapanoeli & seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini, didalam pasoekan-pasoekan mereka masing-masing dengan pasoekan-pasoekan ra’jat jang dibentuk di kampoeng-kampoeng, telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa didjebol, telah menoenjoekkan satoe kekoeatan sehingga mereka itoe terdjepit di mana-mana.
Hanja karena taktik jang litjik daripada mereka itoe, saoedara-saoedara. Dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnja ke Soerabaja ini, maka kita toendoek oentoek menghentikan pertempoeran. Tetapi pada masa itoe mereka telah memperkoeat diri, dan setelah koeat sekarang inilah keadaannja.

Saoedara-saoedara, kita semuanja, kita bangsa Indonesia jang ada di Soerabaja ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini. Dan kalaoe pimpinan tentara Inggris jang ada di Soerabaja ingin mendengarkan djawaban ra’jat Indonesia, ingin mendengarkan djawaban seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini djawaban ra’jat Soerabaja ini djawaban pemoeda Indonesia kepada kaoe sekalian.
Hai tentara Inggris! Kaoe menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera poetih takloek kepadamoe, menjuruh kita mengangkat tangan datang kepadamoe, kaoe menjoeroeh kita membawa sendjata-sendjata jang kita rampas dari djepang oentoek diserahkan kepadamoe
Toentoetan itoe walaoepoen kita tahoe bahwa kaoe sekalian akan mengantjam kita oentoek menggempoer kita dengan seloeroeh kekoeatan jang ada. Tetapi inilah djawaban kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & putih, maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!
Saoedara-saoedara ra’jat Soerabaja, siaplah keadaan genting tetapi saja peringatkan sekali lagi, djangan moelai menembak, baroe kalaoe kita ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu.
Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka. Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka. Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI.
Dan kita jakin, saoedara-saoedara, pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar pertjajalah saoedara-saoedara, Toehan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!


Sobat Kakikomi Itulah pidato yang dilontarkan oleh Bung Tomo untuk menggugah hati para pemuda Indonesia. Sungguh pidato di atas benar-benar pidato yang membuat kita merinding dan termotivasi untuk meneruskan perjuangan para pendahulu kita. Namun, pertanyaan besar yang harus kita jawab adalah, “Masihkah semangat itu kini masih ada pada diri kita dan para pemimpin negara kita?” Jawabannya terletak pada jiwa masing-masing rakyat Indonesia. Dan ini adalah kewajiban kita sebagai para pemuda generasi penerus bangsa ini untuk mewujudkannya.

Sumber.http://www.islampos.com/

0 Comments

Post a Comment